oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Prabu Siliwangi adalah sosok
yang tak pernah dilupakan masyarakat Sunda, bahkan rakyat Indonesia hingga
membuat penasaran peneliti di seluruh dunia. Pribadi ini begitu agung dan
selalu terintegrasi pada diri setiap urang
Sunda. Ajarannya digunakan sebagai spirit moral seluruh bangsa Indonesia,
yaitu silih asih, silih asuh, silih asah,
‘saling mengasihi, saling menjaga, saling mencerdaskan’.
Beberapa keunggulan Prabu Siliwangi dicatat dalam naskah Cariosan Prabu Silihwangi. Beberapa
keunggulan itu dikutip oleh Dr. Partini Sardjono Pr., S.S. saat pengukuhan
penerimaan jabatan Guru Besar dalam Ilmu Sastra pada Fakultas Sastra,
Universitas Padjadjaran, Bandung dalam pidatonya yang berjudul Peranan Sastra Nusantara Kuna dalam Alam
Pembangunan Nasional (5 Juli 1986).
Secara fisik wajah Prabu Siliwangi sangat tampan.
Sungguh sangat
tampan, pahlawan dunia yang memesona. Siliwangi bagaikan emas permata yang
memenuhi bangsal.
Siliwangi adalah
pribadi yang patuh pada perintah dan mudah memohon maaf jika melakukan kesalahan.
Patuh pada
kata-kata petunjuk yang mengarahkan pada kebenaran.
Tak ayal hamba menerima besarnya
kemarahan apabila khilaf. Kami sangat Kanda, mohon maaf, tidak akan berbuat
lagi.
Siliwangi adalah
orang yang manis kata sehingga enak didengar orang lain.
Bersikap dan
bertutur menarik. Manusia yang berbudi luhur. Yang mendengar kebijaksanaan Siliwangi,
semua bersedia, tidak segan.
Jika bertanding dalam
pertarungan, Siliwangi tidak pernah mundur atau lari dari pertarungan. Ia lebih
baik kalah daripada harus kabur.
Terlanjur sanggup
bersedia mengikuti keinginan. Apabila mengingkari, kami sangat malu. Lebih baik
seandainya kalah.
Siliwangi selalu
teguh memegang kode etik dan janji. Ia tidak pernah melakukan “penyalahgunaan
kekuasaan”. Ketika dipercaya menjadi Ketua
Panitia Sayembara Mendapatkan Puteri Cantik, Siliwangi teguh berbuat adil
dan tidak menyalahgunakan wewenangnya. Ia memperlakukan sama setiap peserta
sayembara. Sesungguhnya, ia mendapatkan kesempatan emas untuk menyalahgunakan
kewenangannya karena Sang Puteri ternyata justru jatuh cinta kepada Siliwangi,
bukan kepada para peserta sayembara. Akan tetapi, karena Siliwangi adalah Ketua
Panitia Sayembara, Siliwangi berpura-pura tidak mengetahui isyarat cinta yang
disampaikan Sang Puteri.
Siliwangi berkata
tenang, tidak menerima.
Dalam
menyelenggarakan kompetisi itu Siliwangi berbuat sangat adil, tidak
menguntungkan maupun merugikan setiap kontestan peminat Sang Puteri Cantik.
Siliwangi selalu menghentikan pertarungan jika ada kontestan yang jatuh,
terluka, atau lemah. Siliwangi selalu memberikan kesempatan kepada peserta
sayembara yang lemah untuk memulihkan dirinya hingga pertarungan kembali berlangsung
seimbang dan adil.
Karena tidak sadar …
merasa ditolong oleh Sang Rupawan.
Dari kutipan tersebut,
dapatlah disimpulkan bahwa nilai-nilai hidup yang dianut Prabu Siliwangi
adalah:
1. Kepatuhan
2. Rendah hati
3. Lemah lembut, penuh
tatasusila
4. Bijaksana dengan tekad
yang teguh
5. Memegang teguh kode etik
ksatria
Demikianlah sepotong
kejujuran Siliwangi yang merupakan nilai-nilai etik sangat luhur. Sesungguhnya
jika kejujuran Siliwangi dapat dijadikan contoh dan dihidupkan dalam
menyelenggarakan pemerintahan dan dalam pergaulan bermasyarakat sehari-hari,
Indonesia dan dunia akan memiliki banyak pemimpin jujur dan masyarakat yang
bahagia.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment