Saturday, 22 April 2017

Bahasa Sansakerta Tidak Dipahami Masyarakat India

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Pada tulisan yang lalu saya menduga keras bahwa bahasa Sansakerta adalah bahasa yang berasal dari Indonesia. Bahasa ini mati atau hampir mati disebabkan para penggunanya dihancurkan oleh Allah swt dalam bencana mahadahsyat yang menghancurkan Benua Sundaland yang megah hingga menjadi 17.000 serpihan-serpihan berbentuk kepulauan seperti sekarang ini yang bernama Indonesia.

            Dugaan keras saya itu sekarang semakin mengeras berlipat-lipat kali dan hampir menuju keyakinan yang pasti bahwa memang bahasa Sansakerta itu berasal dari Indonesia dan  bukan dari India. Saya tidak bermaksud merendahkan, menghina, atau mengecilkan para ahli, para doktor, para profesor, dan para peneliti yang dulu sampai sekarang masih berpendapat bahwa bahasa Sansakerta berasal dari India. Kita harus memahami bahwa ilmu pengetahuan itu berkembang dan terus berubah menjadi lebih baik apabila ditemukan bukti-bukti baru yang lebih akurat, tajam, dan terpercaya. Akan tetapi, akan menjadi sebuah kebodohan jika tetap mempertahankan pendapat lama, padahal pendapat lama itu sudah usang karena ditemukan bukti-bukti baru yang membantahnya. Hal ini berlaku bagi pengetahuan apa pun tanpa kecuali. Para ahli mengatakan bahwa bahasa Sansakerta berasal dari India disebabkan data-data dan fakta-fakta yang mereka temukan saat itu masih terbatas, sekarang kita menemukan kenyataan lain bahwa ternyata Indonesia dulunya adalah Benua Sundaland yang sangat megah, besar, maju, dan berteknologi tinggi. Sudah merupakan keharusan bagi para ahli mengikutsertakan eksistensi Benua Sundalad beserta kehidupannya dan kehancurannya sebagai bagian dari kronologis hidup bangsa Indonesia, kemudian merekonstruksi pemahaman-pemahaman sejarah ke arah yang lebih baik dan lebih benar.

            Keyakinan saya mengenai bahasa Sansakerta berasal dari Indonesia pun karena ada kenyataan lain yang berbeda, yaitu bahwa masyarakat India pun sejak dulu tidak menggunakan bahasa Sansakerta sebagai alat untuk berkomunikasi. Dr. Partini Sardjono dalam artikelnya Peranan Sastra Nusantara Kuna dalam Alam Pembangunan Nasional (1991) menjelaskan bahwa bahasa Sansakerta di India dulu pun hanya digunakan di kalangan terbatas, yaitu digunakan untuk ilmu pengetahuan, sastra, agama, dan di istana. Akan tetapi, tidak jelas digunakan dalam agama apa. Partini Sardjono tidak menyebutkan agama apa yang menggunakan bahasa Sansakerta di India. Adapun agama Budha sendiri di India menggunakan bahasa Pali. Orang-orang India sendiri untuk berkomunikasi menggunakan bahasanya daerahnya masing-masing. Bahasa Sansakerta sendiri disebut-sebut sebagai bahasa Dewa, yaitu Devanagari. bahasa kalangan tinggi yang memiliki kekuasaan tinggi, baik lahir maupun batin. Bahasa para Dewa di negara para Dewa. Adapun wilayah yang mendapat sebutan negara para Dewa adalah berada di Indonesia, Jawa Barat, yaitu Parahyangan, Para Hyang. Parahyangan artinya adalah tempat para Dewa bersemayam. Adapun Bali meskipun disebut Pulau Dewata bukanlah tempat yang dimaksud negara para dewa itu karena istilah itu baru muncul belakangan dan menggunakan bahasa Indonesia. 

            Adalah suatu hal yang tidak bisa dimengerti jika dikatakan bahwa bahasa Sansakerta berasal dari India, kemudian masuk ke Indonesia, tetapi di India sendiri tidak dipahami masyarakatnya secara umum. Di samping itu, tidak pernah ada kisah atau catatan sejarah bahwa antara kerajaan-kerajaan Indonesia dengan kerajaan-kerajaan India terjadi saling mempengaruhi secara akrab atau melalui konflik. Berbeda dengan Arab yang memiliki banyak kisah dan catatan sejarah yang akrab dengan Indonesia.

            Hal yang paling masuk akal adalah berdasarkan peta yang dibuat oleh Prof. Dr. Edi S. Ekadjati bahwa pada masa lalu India itu hanyalah sebuah kadipaten dari Kerajaan Sunda yang jelas berada di Sundaland. Sebagai sebuah wilayah kaadipatian dari kekuasaan Kerajaan Sunda, India jelas mendapatkan pengaruh yang sangat besar dari Sundaland dalam hal bahasa, agama, politik, ekonomi, dan sosial. Agama dan bahasa dari Sundaland berpengaruh besar dan masuk menyebar ke India. Oleh sebab itulah, bahasa Sansakerta masuk dari Indonesia ke kalangan istana, rohaniwan, dan intelektual India. Akan tetapi, karena Sundaland dihukum Allah swt melalui bencana besar yang membuatnya menjadi kepulauan, para pengguna bahasa Sansakerta di Indonesia pun ikut musnah, kecuali sedikit yang diingat oleh orang-orang lemah, tetapi masih beriman. Baca tulisan saya yang lalu berjudul Indonesia dalam Pandangan Allah swt. Adapun India meskipun mendapatkan juga bencana besar, menurut para ahli, kerusakannya tidak separah Benua Sundaland. Itulah yang menyebabkan bahwa bahasa Sansakerta di Indonesia hanya tinggal beberapa kata yang digunakan untuk nama gedung dan atau spirit lembaga-lembaga yang terkait dengan pemerintahan. Adapun di India para pengguna bahasa Sansakerta tidak semusnah seperti yang terjadi kepada para pengguna bahasa Sansakerta di Indonesia.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment