oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Eksistensi Atlantis selalu debatable dan selalu menarik perhatian.
Atlantis adalah tempat masa kehidupan sekelompok manusia yang penuh kemakmuran,
teknologi tinggi, kejayaan, dan kemegahan. Banyak orang bertahan dengan
pendapatnya masing-masing tentang Atlantis, termasuk saya. Penelitian terbaru
menyatakan bahwa yang disebut Atlantis adalah berada di Benua Sundaland.
Indonesia, yang dibuktikan dengan cuaca alamnya yang ramah, keindahan,
rupa-rupa tumbuhan indah dan bermanfaat, penyebaran budaya yang lebih masuk
akal, serta peninggalan bangunan-bangunan berteknologi tinggi yang kemudian
hancur lebur terpendam dalam lumpur tanah. Hal ini pun diperkuat oleh Al Quran Surat Saba. Salah satu bangunan
megah yang ikut hancur oleh bencana alam yang dahsyat melanda seluruh Benua Sundaland
hingga berkeping-keping menjadi kepulauan ini adalah Istana Prabu Siliwangi yang kini hanya tersisa reruntuhannya dan
berubah menjadi hutan dipenuhi harimau di wilayah Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Pemahaman Atlantis sezaman dengan Prabu Siliwangi pun
dapat kita lihat pada pernyataan Kolonel
B. Sudjadi G.R. dari Dinas Sejarah
TNI Angkatan Darat dalam artikelnya yang berjudul Tradisi Siliwangi dalam Tubuh Kodam Siliwangi (1991). Pernyataan
Sudjadi sangat pendek, tetapi meliputi banyak hal. Ia menjelaskan bahwa masa
pemerintahan Prabu Siliwangi sangat luar biasa dan tak terbayangkan saking
megahnya.
“Bila kita telaah
pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi, hampir tidak dapat dibayangkan karena
demikian teraturnya mulai sistem pertahanan, pemerintahan, sistem agama, ilmu
falak, topografi ilmu perang, ilmu pengetahuan bahasa asing, dan kerajinan
tangan seperti membatik,” tegas Sudjadi.
Ia pun menjelaskan dengan sangat baik bahwa para prajurit
TNI di Jawa Barat mendapatkan pengaruh yang sangat besar dari Prabu Siliwangi
as dan masa-masa kegemilangannya.
“Persepsinya itu
dimanifestasikan dalam lambang dan badge Kodam Siliwangi yang mengabadikan nama
Siliwangi sebagai perkembangan dari nama Siliwangi dalam bentuk “Maung Siliwangi”.
Maung Siliwangi itu diartikan lambang
kebesaran Prabu Siliwangi dipakai sebagai kiasan “kekerasan hati, kebulatan
tekad, dan daya capai dalam mengejar cita-cita yang telah diacarakan”. Adapun
nama Siliwangi melestarikan nilai-nilai yang dipujikan karena patuh dan setia
terhadap cita-cita sucinya dalam membela kepentingan dan mengutamakan kemajuan
rakyat dan negaranya, pantang ingkar terhadap tujuan, lebih suka terhadap
kehancuran mutlaknya daripada hidup hilang tanpa pegangan.
Adalah bukan tanpa maksud bahwa
Sempana Resimen Induk (Komandan Pendidikan dan Latihan) Siliwangi sebagai pusat
pembentukan keprajuritan dalam Kodam-nya mencantumkan mottonya “prajurit
pejuang-karyawan” yang mengandung arti bahwa puncak pikir setiap prajurit Corps
Siliwangi harus berisi cita-cita dengan penuh keyakinan dalam pelaksanaan
dharma baktinya perjuangan kemerdekaan bangsa, yaitu sebagai prajurit, sebagai pejuang, sebagai karyawan.
Penjelasan Kolonel
Sudjadi menerangkan dengan jelas bahwa diri pribadi Prabu Siliwangi dan masa
pemerintahannya yang gilang gemilang telah terintegrasi pada diri setiap
prajurit Siliwangi dari mana pun dia berasal. Setiap prajurit Siliwangi
meskipun bukan berdarah Sunda, mengenal dengan baik keunggulan Prabu Siliwangi
dan menjadikannya semangat hidup serta semangat berbangsa dan bernegara.
Tak berlebihan bukan jika kejayaan masa Sundaland saat
Prabu Siliwangi memimpin adalah teramat mirip dengan kisah-kisah Atlantis yang
selama ini beredar luas?
Iya toh?
Kalau tidak iya toh, harus ada penjelasan lain yang
berbeda dengan yang pernah saya tulis dan harus masuk akal serta punya alasan
dan bukti yang lebih kuat.
Iya toh?
Iya toh pisan eta
mah.
Sampurasun
Eh, … kalau mau
membantah dan berbeda pendapat, jangan pakai emosi, tetapi pakai pengetahuan
dan penjelasan yang logis.
Sampurasun deui.
No comments:
Post a Comment